Minggu, Februari 24, 2008

Kesenjangan APM antar Kecamatan di Kota Bau-Bau
UMUM

Berkaitan dengan ruang lingkup kajian maka hasil analisis yang diuraikan adalah Angka Transisi dari SD/MI ke SMP/MTs. Dari Hasil kajian ditemukan bahwa Angka Transisi (AT) Kota Bau-Bau 114,16. terdapat 4 kecamatan yang ATnya berada di bawah rerata Kota Bau-Bau yaitu Kecamatan Betoambari 17,73, Kecmatan Kokalukuna 63,36, Kecmatan Bungi 109,19 dan Kecamatan Sorawolio 112,19.

KHUSUS

Pemerataan Pendidikan Tingkat SMP/MTs

Gambaran mengenai pemerataan pendidikan tingkat SMP/MTs di Kota Bau-Bau berdasarkan indikator Angka Transisi (AT) adalah 114,16%.
Dari hasil analisis Pemerataan dan Perluasan akses memperoleh pendidikan diukur dengan indikator Angka Transisi (AT) di tingkat kecamatan sebagai berikut :
1. Kecamatan Betoambari jauh di bawah rerata Kota diduga disebabkan keadaan ekonomi orang tua, aspirai orang tua terhadap pendidikan, daya tarik pasar kerja, tingkat pelayanan sekolah dan tingkat kesulitan menuju sekolah.
2. Kecamatan Kokalukuna berada dibawah rerata Kota Bau-Bau diduga disebabkan aspirai orang tua terhadap pendidikan, daya tarik pasar kerja, tingkat pelayanan sekolah dan tingkat kesulitan menuju sekolah.
3. Kecamatan Bungi berada di bawah rerata Kota diduga disebabkan keadaan ekonomi orang tua, aspirai orang tua terhadap pendidikan, daya tarik pasar kerja, dan tingkat kesulitan menuju sekolah.
4. Demikian pula dengan kecamatan Sorawolio diduga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tua, aspirai orang tua terhadap pendidikan, daya tarik pasar kerja, dan tingkat kesulitan menuju sekolah.

Gambaran mengenai pemerataan pendidikan tingkat SMP/MTs di Kota Bau-Bau berdasarkan indikator Angka Partisipasi Murni (APM) adalah 70,28%.
Dari hasil analisis Pemerataan dan Perluasan akses memperoleh pendidikan diukur dengan indikator Angka Partisipasi Murni (APM) di tingkat kecamatan sebagai berikut :
1. Kecamatan Betoambari jauh di bawah rerata Kota (5,74) diduga disebabkan keadaan ekonomi orang tua, aspirai orang tua terhadap pendidikan, daya tarik pasar kerja, tingkat pelayanan sekolah dan tingkat kesulitan menuju sekolah.
2. Kecamatan Sorawolio berada dibawah rerata Kota Bau-Bau (45,42) diduga disebabkan aspirai orang tua terhadap pendidikan, daya tarik pasar kerja, tingkat pelayanan sekolah dan tingkat kesulitan menuju sekolah.
3. Kecamatan Kokalukuna berada di bawah rerata Kota (50,80) diduga disebabkan keadaan ekonomi orang tua, aspirai orang tua terhadap pendidikan, daya tarik pasar kerja, dan tingkat kesulitan menuju sekolah.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil Analisis Perluasan dan Pemerataan Akses memperoleh pendidikan pada tingka SMP/MTs berdasarkan indikator Angka Transisi (AT) dan Angka Partisipasi Murni (APM) ditemukan bahwa Kecmatan Betoambari, Kecamatan Sorawolio, dan Kecamatan Kokalukuna memerlukan perhatian yang serius menyusul kecamatan Bungi menyngkut faktor-faktor yang diduga kuat mempebgaruhi meliputi faktor aspirasi orang tua terhadap pendidikan, daya tarik pasar kerja, tingkat kesulitan menuju sekolah, ketidak mampuan ekonomi orang tua, dan tingkat pelayanan sekolah.

B. SARAN
Untuk mengatasi permasalahan yang ditemui disarankan :
1. Kepada Pemeritah Daerah Kota Bau-Bau untuk.
a. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
b. Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan terhadap kebijakan dibidang pendidikan.
c. Membangun RKB pada di kecamatan Betoambari, Kecamatan Kokalukuna dan Kecamatan Sorawolio.
d. Peningkatan infrastruktur dan transportasi kecamatan Betoambari, Kecamatan Kokalukuna, Kecamatan Sorawolio dan Kecamatan Bungi.
2. Kepada Masyarakat diharapakan untuk turut serta berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pendidikan melalui wadah partisipasi masyarakat antara lain Komite sekolah, Dewan Pendidikan dan lain-lain.
Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota