Kamis, Maret 19, 2009

Program Makanan Tambahan di Sekolah



Penyelenggaraan program dan kegiatan pendidikan di daerah mengacu pada permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Tata Pengelolaan Keuangan di daerah. Program pendidikan meliputi 1) Pendidikan Anak Usia Dini; 2) Wajib Belajar 9 Tahun; 3) Pendidikan Menengah; 4) Pendidikan Luar Sekolah; 5) Pendidikan Luar Biasa; 6) Peningkatan Minat Baca dan Perpustakaan; 7) Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan dan 8) Pengembangan manajemen dan Akuntabilitas. Dalam pelaksanaannya masimg-masing program mengacu pada tiga pilar kebijakan pemerintah (Depdiknas) yaitu 1) Perluasan dan pemerataan pendidikan; 2) Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan; dan 3) Tata Kelola, akuntabilitas dan pencitraan Publik.
Penyelenggaraan Wajib Belajar 9 Tahun khususnya dibidang Pemerataan dan perluasan pendidikan sejak tahun 2007 Kota Bau-Bau telah mencapai APK 96,72 melampaui target nasional 96,50, namun disisi lain Angka Murid Mengulang dan Murid Putus Sekolah tetap tinggi yaitu rata-rata 3,33 dan 1,78 pertahun. Tingginya angka mengulang dan putus sekolah karena kuatnya daya tarik dunia kerja artinya anak-anak yang putus sekolah lebih mengutamakan bekerja mencari uang dari pada mengikuti pendidikan di sekolah. Penyelenggaraan sekolah yang sarat dengan bidang studi dan jadwal pelajaran yang ketat hampir-hampir tidak ada ruang dan waktu bagi anak-anak untuk berinteraksi antar mereka juga tidak cukup waktu untuk berkreasi menyalurkan bakat dan minatnya melalui kegiatan di lingkungan sekolah. Pesan-pesan akhlaq mulia yang disampaikan oleh guru lewat bidang studi yang diajarkan tidak dapat ditindaklanjuti pada pergaulan di sekolah, sekolah sebagai wawasan wiyata mandala yang berperan sebagai pusat budaya yang memancarkan nilai-nilai budaya kelingkungan sekitarnya belum dapat berfungsi maksimal. Sesungguhnya kegiatan ekstra kurikuler tersebut dapat dilakukan setelah jam pelajaran usai tetapi biayanya mahal karena anak-anak harus kembali dulu kerumah lalu datang kembali ke sekolah sore hari. Dari kenyataan ini sekolah cenderung kurang daya tariknya.
Dasar pemikiran tersebut di atas mendorong pemerintah kota Bau-Bau untuk memperpanjang waktu anak-anak berada di sekolah dengan memberikan makan siang sehingga anak-anak dapat melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah samapai shalat ashar bersama selesai lalu kembali kerumah masing-masing.


Tujuan Program pemberian makanan tambahan di sekolah yaitu mengefektifkan perluasan dan pemerataan pendidikan di Kota Bau-Bau dengan meningkatkan daya tarik sekolah dalam rangka upaya menurukan angka putus sekolah serta mengupayakan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan dengan mengefektifkan penyelenggaraan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala yang memancarkan nilai-nilai budaya kepada lingkungan sekitarnya. Disamping itu Pemberian makanan tambahan di sekolah juga bertujuan untuk :

1) Mengurangi beban orang tua siswa dalam pembiayaan pendidikan khususnya transport dan makan siang dalam kegiatan ekstra kurikuler.
2) Pemerataan makanan bergizi bagi siswa dengan memanfaatkan produk lokal.
3) Mengurangi kebiasaan tidur siang bagi siswa yang biasa tidur siang.
4) Pemberdayaan komite sekolah.
5) Meningkatnya interaksi antar siswa, guru dan orang tua siswa.
6) Penyaluran bakat dan minat siswa yang terbimbing.
7) Siswa betah di sekolah.
8) Mendorong perputaran ekonomi daerah.
9) Peningkatan prestasi kegiatan ekstra kurikuler
10)Peningkatan Prestasi PBM.

Pemberian makan siang bagi siswa dilaksanakan mulai bulan Juli 2008. Biaya makan siang Rp 7.500 per siswa. Sebagai langka awal makan siang akan diberikan sekali dalam seminggu dan hari pelaksanaan akan ditentukan kemudian. Jumlah siswa sebagai sasaran kegiatan ini sebanyak 37.687 orang, untuk pelaksanaan sekali makan membutuhkan biaya sebesar Rp 282.652.500. Bila makan siang diberikan 15 kali pada tahun 2008 total biaya yang dibutuhkan Rp 4.239.787.500.
Program ini akan ditangani oleh Tim yang akan dibentuk kemudian. Personil Tim berasal dari unsur-unsur Sekretariat Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Bappeda.

Hasil yang diharapkan setelah Program ini dilaksanakan, hasil yang diharapkan adalah : 1)Meningkatkan daya tarik sekolah yang diukur dengan indikator menurunnya angka mengulang dan angka putus sekolah, 2) Meningkatnya kuantitas dan kualitas kegiatan ekstra kurikuler sekolah yang diukur dengan indikator pada keberhasilan dalam berbagai lomba baik di tingkat Kota dan Propinsi maupun tingkat nasional dan internasional dan 3)Perubahan tingkahlaku siswa yang diukur dengan kesan masyarakat.

Minggu, Maret 15, 2009

Guru Sejahtera & Profesional mengantar Masa depan Bangsa

Oleh : Prof. Dr. Achmad Mubarok, M.A.

Disampaikan dalam Seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh Kelompok KerjaPengawasPendid ikan Kandepag Jakarta Barat, Rabu 28 Januari 2009

Pendahuluan

Pendidikan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi justeru transfer kebudayaan. Transfer pengetahuan atau pengajaran hanya bisa melahirkan orang pintar, tetapi belum tentu berbudaya. Kepintaran yang dimiliki oleh orang yang tidak berbudaya atau berbudaya rendah bisa menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Budaya adalah konsep, gagasan dan ide yang dianut oleh masyarakat dalam waktu lama dimana konsep dan gagasan itu memandu tingkah laku mereka dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Membudayakan manusia adalah memasukkan konsep dan gagasan agar dianut. Jika konsep berubah maka perilaku akan berubah. Pergantian orang tanpa perubahan konsep tidak akan mengubah perilaku.

Nah memasukkan konsep dan gagasan adalah pekerjaan pendidikan. Jadi pendidikan adalah kegiatan membudayakan manusia. Dalam perspektip ini maka guru menjadi sangat penting. Guru yang berbudaya tinggi akan efektip membudayakan manusia, sedangkan guru yang berbudaya rendah tidak akan efektip dalam membangun manusia yang berbudaya.

Konsep Peradaban

Kebudayaan yang bersifat kota disebut peradaban. Kota mengandung arti modern, praktis, dan efektip,sementara desa mengandung konotasi tradisionil, berliku yang oleh karena itu lambat. Nabi Muhammad s.a.w. membangun peradaban manusia dengan konsep al Madinah al Munawwarah, dari kata tamaddun dan nur. Madinah artinya kota yang penghuninya memiliki kebudayaan yang tinggi. Al munawwarah artinya yang disinari. Jadi konsep al madinah al munawwarah adalah masyarakat yang berkebudayaan tinggi yang disinari oleh wahyu.

Setiaphari dalam semua aspek kehidupannya, Nabi adalah guru, bukan hanya pengajar. Pengajar mengajarkan ilmu pengetahuan. Ukuran keberhasilan pengajar adalah jika murid yang diajar mengerti akan ilmu yang diajarkan. Tingkatan pengertian murid dapat diukur dengan nilai ujian . Guru mentrasfer perilaku kepada murid. Ukuran keberhasilan seorang guru adalah jika muridnya berperilaku seperti yang dicontohkan oleh guru.oleh karena itu guru yang berkualitas adalah yang bisa di gugu dan bisa ditiru oleh muridnya.

Proses Berlangsungnya Pendidikan

Dalam ilmuKomunikasi dikenal istilah komunikasi intra personal. Seorang murid dalam menerima informasi dari gurunya melalui tahap-tahap sebagai berikut;
a. penerimaan stimulus informasi,disebut sensasi
b. pengolahan informasi, menjadi persepsi
c. penyimpanan informasi di dalam memori, dan
d. menghasilkan kembali informasi, melalui proses berfikir.

Jadi proses komunikasi intra personal itu meliputi sensasi, persepsi, memori dan berfikir.

Tingkatan berfikir

Ada empat tingkatan berfikir, yaitu :

a. melamun
b. Berfikir
c. Tafakkur
d. Tadabbur

Penarik Perhatian

Tidak semua yang berharga menarik perhatian, terkadang yang tidak berharga jika disajikan dengan benar bisa lebih menarik dibanding sesuatu yang berharga. Seorang guru harus bisa menarik perhatrian.Jika guru tidak menarik perhatian maka efektifitas pendidikannya rendah. Ada empat faktor penarik perhatian

a. Prinsip gerakan. Gagasan harus dinamis,yang statis tidak menarik. Sesuatu yang kecil yang bergerak lebih menarik dibanding sesuatu yang besar yang diam.
b. Prinsip kebaruan. Terkadang barang lama tapi dengan kemasan baru sudah cukupmenarik. Metode harus selalu diperbaharui.
c. Prinsip Kontras. Guru harus bisa lebih menonjol, suaranya lebih keras, kursinya lebih tinggi, penampilannya paling rapih.
d. Prinsip perulangan. Sesuatu yang semula tidak menarik jika diulang-ulang bisa menjadi menarik.

Membangun Perilaku

Dari penelitian psikologi diketahui bahwa 83 % perilakumanusia dipengaruhioleh apa yang dilihat, 11 % oleh apa yang di dengar dan 6 % sisanya oleh berbagai stimulus. Jadi nasehat guru atau orang tua hanya memiliki efektifitas 11 %, nah contoh teladan yang diberikan oleh orang tua dan guru memiliki tingkat efektifitas 83 %.

Tiga Pilar Masyarakat Bermartabat

Masyarakat bermartabat adalah mereka yang dalamkehidupannya menganut kebudayaan dan etika. Pilar masyarakat beretika adalah (a) hormat kepada orang tua, (b) hormat kepada guru, dan (c) hormat kepada pemimpin. Jika dalam suatu masyarakat pemimpin tidaklagi dihormati (seperti sekarang)maka guru pun di demo olehmuridnya, dan nanti pada gilirannya orang tua juga tidak dihormati oleh anaknya. Kehormatan itu melekat pada diri setiap piorang. Orang yang terhormat tetap terhormat meski tidak dihormati. Kehormatan guru adalah mana kala hidupnya mencerminkan apa yang selama ini diajarkan kepada murid-muridnya. Guru yang terhormat tetap terhormat meski digaji kecil. Guru adalah guru,bukan sekedar instrumen pendidikan.

Guru Profesional

Masyarakat kota (peradaban modern) mengenal istilah profesional, dan guru juga dimasukkan sebagai profesi. Menurut standard Bank Dunia, ciri profesional ada tiga;

Bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya
Keahliannya menyebabkan ia menjadi rujukan dalam decision meaking sistem
Waktunya untukbekerja membawa implikasi nilai keuangan
Jadi guru yang profesional adalah guru lulusan sekolah guru atau fakultas pendidikan, yang diakui keahliannya oleh publik sehingga selalu menjadi rujukan setiapkali ada kasus2 yang berhubungan denganpendidikan. Karena dua hal itulah maka guru itu digaji dengan standard gaji profesional sesuai dengan golongannya. (Bandingkan gaji guru di Malaysia dengan di Indonesia).

Konsep Sejahtera
Mungkinkah dari pekerjaan sebagai guru hidupnya sejahtera ? Standard sejahtera itu berbeda-beda, ada ukuran kalori, ukuran derajat kesehatan, dan ada ukuran psikologis. Ketika tahun 1965 saya menjadiguru SD dengan gaji yang sangat minim (di kampung) saya merasa hidup saya sejahtera, tetapi ketika awalmula menjadi guru pada golongan IIIA (di Jakarta) justeru merasa tidak sejahtera. Hidup sejahtera adalah ukuran terpenuhinya standar hidup minimal disertai apresiasi dalam sistem sosial dimana ia hidup. Sosok guru Omar Bakry itu orang miskin tetapi ia masuk golongan sejahtera. Apresiasi sosial berhubungan dengan integritas guru, sistem pendidikan guru dan sistem birokrasi pemerintah. Sekarang guru belum didukung oleh sistempendidikan guru, sistem sosial dan sistem birokrasi, sehingga guru bergeser perannya dari guru menjadi instrumen pendidikan. Akibatbya banyakguru merasa hidupnya tidaksejahtera. Jika guru merasa tidak sejahtera maka
produktifitas pendidikannya rendah. Dampaknya terasa berupa demoralisasi masyarakat pendidikan, guru,orang tua dan murid.

Menggapai Masyarakat Cerdas dan Makmur

Konsep masyarakat makmur bisa diambildarihadis addunya bustanun, tuzuyyinat bikhamsati asyyaa. Jadi pilar masyarakat makmur ada lima atau enam, yaitu

derngan ilmunya ulama, yaitu konstitusinya, peraturannya, strukturnya dan sistemnya harus ilmiah
dengan keadilan umara,maksudnya pemerintah harus menjalankan peranturan secara benar
dengan kontribusi orang kaya, yakni berlakunya sistim sosial bahwa di dalam harta si kaya ada hak orang miskin. Wafi amwalihim haqqun lissaili wal mahrum.
dengan kejujuran pengusaha, yakni trust harus terbangun melalui pengawasan yang ketat dari umara.
dengan doa orang miskin, yakni orang miskin tidak dendamkepada orang kaya, tetapi malah mendoakan mereka.
dengan disiplin para pekerja.
Menegakkan enam pilar ini syaratnya harus ada kepemimpinan (Umara) yang kuat atau sistem (budaya) yang kuat . Guru berada dalam posisi pahlawan takdikenal. Perannya penting tetapi sering terlupakan. Tetapi tidak ada kebenaran yang hilang.Pada akhirnya guru yang dedikatip akan memperoleh apresiasi hingga ke anak cucunya.

Guru Madrasah

Madrasah merupakan sistem pendidikan yang sudah tua di Indonesia, tetapi kurang bisa mengikuti dinamika zaman, karena warisan psikologis periode penjajahan dimana ulama melakukan konfrontasi budaya dengan Belanda yang mewakili budaya modern. Dibutuhkan kesadaran yang kuat untyuk kembali mengangkat mutiara-mutuara pendidikan madrasah dari lumpur modernisasi dan globalisasi Insyaaaaloh kita bisa asal mau bekerja sama karena hanya dengan bersama kita bisa.

Wallohu almuwaffiq ila aqwam al thoriq.