Minggu, Maret 15, 2009

Guru Sejahtera & Profesional mengantar Masa depan Bangsa

Oleh : Prof. Dr. Achmad Mubarok, M.A.

Disampaikan dalam Seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh Kelompok KerjaPengawasPendid ikan Kandepag Jakarta Barat, Rabu 28 Januari 2009

Pendahuluan

Pendidikan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi justeru transfer kebudayaan. Transfer pengetahuan atau pengajaran hanya bisa melahirkan orang pintar, tetapi belum tentu berbudaya. Kepintaran yang dimiliki oleh orang yang tidak berbudaya atau berbudaya rendah bisa menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Budaya adalah konsep, gagasan dan ide yang dianut oleh masyarakat dalam waktu lama dimana konsep dan gagasan itu memandu tingkah laku mereka dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Membudayakan manusia adalah memasukkan konsep dan gagasan agar dianut. Jika konsep berubah maka perilaku akan berubah. Pergantian orang tanpa perubahan konsep tidak akan mengubah perilaku.

Nah memasukkan konsep dan gagasan adalah pekerjaan pendidikan. Jadi pendidikan adalah kegiatan membudayakan manusia. Dalam perspektip ini maka guru menjadi sangat penting. Guru yang berbudaya tinggi akan efektip membudayakan manusia, sedangkan guru yang berbudaya rendah tidak akan efektip dalam membangun manusia yang berbudaya.

Konsep Peradaban

Kebudayaan yang bersifat kota disebut peradaban. Kota mengandung arti modern, praktis, dan efektip,sementara desa mengandung konotasi tradisionil, berliku yang oleh karena itu lambat. Nabi Muhammad s.a.w. membangun peradaban manusia dengan konsep al Madinah al Munawwarah, dari kata tamaddun dan nur. Madinah artinya kota yang penghuninya memiliki kebudayaan yang tinggi. Al munawwarah artinya yang disinari. Jadi konsep al madinah al munawwarah adalah masyarakat yang berkebudayaan tinggi yang disinari oleh wahyu.

Setiaphari dalam semua aspek kehidupannya, Nabi adalah guru, bukan hanya pengajar. Pengajar mengajarkan ilmu pengetahuan. Ukuran keberhasilan pengajar adalah jika murid yang diajar mengerti akan ilmu yang diajarkan. Tingkatan pengertian murid dapat diukur dengan nilai ujian . Guru mentrasfer perilaku kepada murid. Ukuran keberhasilan seorang guru adalah jika muridnya berperilaku seperti yang dicontohkan oleh guru.oleh karena itu guru yang berkualitas adalah yang bisa di gugu dan bisa ditiru oleh muridnya.

Proses Berlangsungnya Pendidikan

Dalam ilmuKomunikasi dikenal istilah komunikasi intra personal. Seorang murid dalam menerima informasi dari gurunya melalui tahap-tahap sebagai berikut;
a. penerimaan stimulus informasi,disebut sensasi
b. pengolahan informasi, menjadi persepsi
c. penyimpanan informasi di dalam memori, dan
d. menghasilkan kembali informasi, melalui proses berfikir.

Jadi proses komunikasi intra personal itu meliputi sensasi, persepsi, memori dan berfikir.

Tingkatan berfikir

Ada empat tingkatan berfikir, yaitu :

a. melamun
b. Berfikir
c. Tafakkur
d. Tadabbur

Penarik Perhatian

Tidak semua yang berharga menarik perhatian, terkadang yang tidak berharga jika disajikan dengan benar bisa lebih menarik dibanding sesuatu yang berharga. Seorang guru harus bisa menarik perhatrian.Jika guru tidak menarik perhatian maka efektifitas pendidikannya rendah. Ada empat faktor penarik perhatian

a. Prinsip gerakan. Gagasan harus dinamis,yang statis tidak menarik. Sesuatu yang kecil yang bergerak lebih menarik dibanding sesuatu yang besar yang diam.
b. Prinsip kebaruan. Terkadang barang lama tapi dengan kemasan baru sudah cukupmenarik. Metode harus selalu diperbaharui.
c. Prinsip Kontras. Guru harus bisa lebih menonjol, suaranya lebih keras, kursinya lebih tinggi, penampilannya paling rapih.
d. Prinsip perulangan. Sesuatu yang semula tidak menarik jika diulang-ulang bisa menjadi menarik.

Membangun Perilaku

Dari penelitian psikologi diketahui bahwa 83 % perilakumanusia dipengaruhioleh apa yang dilihat, 11 % oleh apa yang di dengar dan 6 % sisanya oleh berbagai stimulus. Jadi nasehat guru atau orang tua hanya memiliki efektifitas 11 %, nah contoh teladan yang diberikan oleh orang tua dan guru memiliki tingkat efektifitas 83 %.

Tiga Pilar Masyarakat Bermartabat

Masyarakat bermartabat adalah mereka yang dalamkehidupannya menganut kebudayaan dan etika. Pilar masyarakat beretika adalah (a) hormat kepada orang tua, (b) hormat kepada guru, dan (c) hormat kepada pemimpin. Jika dalam suatu masyarakat pemimpin tidaklagi dihormati (seperti sekarang)maka guru pun di demo olehmuridnya, dan nanti pada gilirannya orang tua juga tidak dihormati oleh anaknya. Kehormatan itu melekat pada diri setiap piorang. Orang yang terhormat tetap terhormat meski tidak dihormati. Kehormatan guru adalah mana kala hidupnya mencerminkan apa yang selama ini diajarkan kepada murid-muridnya. Guru yang terhormat tetap terhormat meski digaji kecil. Guru adalah guru,bukan sekedar instrumen pendidikan.

Guru Profesional

Masyarakat kota (peradaban modern) mengenal istilah profesional, dan guru juga dimasukkan sebagai profesi. Menurut standard Bank Dunia, ciri profesional ada tiga;

Bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya
Keahliannya menyebabkan ia menjadi rujukan dalam decision meaking sistem
Waktunya untukbekerja membawa implikasi nilai keuangan
Jadi guru yang profesional adalah guru lulusan sekolah guru atau fakultas pendidikan, yang diakui keahliannya oleh publik sehingga selalu menjadi rujukan setiapkali ada kasus2 yang berhubungan denganpendidikan. Karena dua hal itulah maka guru itu digaji dengan standard gaji profesional sesuai dengan golongannya. (Bandingkan gaji guru di Malaysia dengan di Indonesia).

Konsep Sejahtera
Mungkinkah dari pekerjaan sebagai guru hidupnya sejahtera ? Standard sejahtera itu berbeda-beda, ada ukuran kalori, ukuran derajat kesehatan, dan ada ukuran psikologis. Ketika tahun 1965 saya menjadiguru SD dengan gaji yang sangat minim (di kampung) saya merasa hidup saya sejahtera, tetapi ketika awalmula menjadi guru pada golongan IIIA (di Jakarta) justeru merasa tidak sejahtera. Hidup sejahtera adalah ukuran terpenuhinya standar hidup minimal disertai apresiasi dalam sistem sosial dimana ia hidup. Sosok guru Omar Bakry itu orang miskin tetapi ia masuk golongan sejahtera. Apresiasi sosial berhubungan dengan integritas guru, sistem pendidikan guru dan sistem birokrasi pemerintah. Sekarang guru belum didukung oleh sistempendidikan guru, sistem sosial dan sistem birokrasi, sehingga guru bergeser perannya dari guru menjadi instrumen pendidikan. Akibatbya banyakguru merasa hidupnya tidaksejahtera. Jika guru merasa tidak sejahtera maka
produktifitas pendidikannya rendah. Dampaknya terasa berupa demoralisasi masyarakat pendidikan, guru,orang tua dan murid.

Menggapai Masyarakat Cerdas dan Makmur

Konsep masyarakat makmur bisa diambildarihadis addunya bustanun, tuzuyyinat bikhamsati asyyaa. Jadi pilar masyarakat makmur ada lima atau enam, yaitu

derngan ilmunya ulama, yaitu konstitusinya, peraturannya, strukturnya dan sistemnya harus ilmiah
dengan keadilan umara,maksudnya pemerintah harus menjalankan peranturan secara benar
dengan kontribusi orang kaya, yakni berlakunya sistim sosial bahwa di dalam harta si kaya ada hak orang miskin. Wafi amwalihim haqqun lissaili wal mahrum.
dengan kejujuran pengusaha, yakni trust harus terbangun melalui pengawasan yang ketat dari umara.
dengan doa orang miskin, yakni orang miskin tidak dendamkepada orang kaya, tetapi malah mendoakan mereka.
dengan disiplin para pekerja.
Menegakkan enam pilar ini syaratnya harus ada kepemimpinan (Umara) yang kuat atau sistem (budaya) yang kuat . Guru berada dalam posisi pahlawan takdikenal. Perannya penting tetapi sering terlupakan. Tetapi tidak ada kebenaran yang hilang.Pada akhirnya guru yang dedikatip akan memperoleh apresiasi hingga ke anak cucunya.

Guru Madrasah

Madrasah merupakan sistem pendidikan yang sudah tua di Indonesia, tetapi kurang bisa mengikuti dinamika zaman, karena warisan psikologis periode penjajahan dimana ulama melakukan konfrontasi budaya dengan Belanda yang mewakili budaya modern. Dibutuhkan kesadaran yang kuat untyuk kembali mengangkat mutiara-mutuara pendidikan madrasah dari lumpur modernisasi dan globalisasi Insyaaaaloh kita bisa asal mau bekerja sama karena hanya dengan bersama kita bisa.

Wallohu almuwaffiq ila aqwam al thoriq.